Rabu, 04 Februari 2015

Beberapa hari ini, saya menemani satu keluarga yang datang dari Jakarta. Karena kami sudah kenal cukup lama, saya tidak ragu untuk memulai obrolan atau 'nimbrung' dalam suatu percakapan. (emang saya aja yang doyan ngobrol kayaknya.)

Saya tersadar. Ada orang tua yang mengajarkan anaknya dari a-z tentang fisika, matematika, atau orang tua yang mengharuskan anaknya masuk ke universitas ternama tertentu. Atau orang tua yang mengajarkan hukum, politik, dan bagaimana suatu negara terbangun dan segala macam tetek bengek pemerintahannya, yang sepertinya di luar dari pengetahuan umum.

Sedangkan ada orang tua yang mengajarkan anaknya untuk bergaul, mempunyai banyak teman dan koneksi. Tidak perlu menjadi 'straight A student' atau juara kelas. Malah menyuruh anaknya untuk bepergian sejauh mungkin, melihat kehidupan di luar sana, keluar dari zona nyaman mereka, atau bahkan mengenalkan pada anaknya, bagaimana kehidupan malam dan segala do's and dont's-nya.

Semuanya baik. Walau saya belum menjadi orang tua, tapi saya yakin. Segala cara tersebut adalah semata - mata demi kesiapan anak tersebut. Ada yang membekali mereka sebelum 'berperang' dan ada juga yang membiarkan anaknya melewati semacam 'seleksi alam' dan belajar dari segala pengalaman dan menemukan caranya sendiri bertahan hidup.

Saya sendiri bingung kenapa hal ini terpikirkan oleh saya dan bahkan menuliskannya di blog saya.

Intinya adalah, kita, anak - anak janganlah merasa minder dengan apa yang orang tua lain berikan kepada teman - temanmu. (soalnya saya sempet minder. dikit) karena sebenarnya, mereka tau bagaimana cara mendidikmu. Jalani apa yang kamu rasa baik. Untukmu dan kedua orang tuamu.

Dengan segala ke-random-an pada malam hari ini, saya ingin mengucapkan selamat berpetualang untuk semua para remaja dan anak - anak di muka bumi ini.

Tidak ada komentar: